Selasa, 31 Agustus 2010

Antara Perasaan dan Logika ^^

Hai semua !! selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam. Dan tak lupa selamat tidur.
*lho?? -____-“ Nggak nyambung! Maaf, udah tinggal lima watt.

Hufh. Aku bingung harus mulai semua dari mana. Kalo kemaren aku bisa berhasil nge-post yang seneng-seneng waktu OSMARU, sekarang mungkin aku bakal posting yang sedih-sedih lagi.

Berat emang kehilangan orang yang kita cintai. Aku akuin, ini bener-bener berat. Banyak aktifitasku yang dulu aku lalui sama dia. Tapi sekarang nggak. Dulu aku terbiasa ingetin dia buat ini itu. Tapi sekarang aku udah nggak bisa lakuin itu lagi. Dulu aku selalu ada temen buat ngobrolin apa aja. Tapi sekarang udah nggak ada lagi. Dulu selalu ada yang ngehibur aku waktu aku sedih, waktu aku bingung dan waktu aku bosen. Sekarang udah nggak ada. Sekarang aku ngerasa kesepian. Padahal aku punya banyak teman yang bisa ngobatin semua rasa sakit ini. tapi ketika mereka kembali ke kehidupan mereka masing-masing, aku kembali merasa kesepian. Kadang aku merasa sendiri di tengah keramaian orang-orang yang aku kenal.

Bahkan aku ngerasa asing sama diriku yang sekarang. Ini bukan aku. aku mengakuinya. Ini akan lebih baik daripada aku bilang “Inilah aku yang sebenarnya”. Dena (temen SMA, temen kuliah sefakultas) pernah bilang sama aku, “Kalo ada seseorang yang bilang sama kamu, ‘inilah aku’ sebenernya dia lagi bohong sama kamu, Nis. Seseorang nggak bisa nilai dirinya sendiri, karena yang bisa nilai orang lain. dirinya yang sebenarnya adalah ketika dia menjalankan segala sesuatu secara spontan, tanpa mikir, dan ngalir kayak air. “ hufh. Beraaaat banget rasanya. Tapi aku nggak boleh ngeluh. Makasih Mbak Dena atas nasihatnya.

Sekarang nggak akan ada lagi rutinitas hunting foto di event-event yang ada di Solo, bukan berarti Solo nggak ngadain. Kalaupun ngadain, aku nggak mau dateng. Itu semua yang akan buat aku terus inget sama dia. Karena itulah rutinitas kami. Hunting bareng di tengah keramaian. Hiks. Sedih inget itu semua.

Sekarang nggak akan ada lagi ngobrol-ngobrol di teras waktu hujan. Dan setelah hujan reda nggak akan ada lagi hunting foto di alam terbuka, mencari objek yang masih basah oleh tetes hujan. Semua terlalu menyakitkan untuk diingat. Aku suka hujan. Aku suka titik air yang turun dari langit. Karena mereka adalah berkah. Berkah untuk umat Tuhan. Berkah untuk semua makhluk Allah. Hujan juga yang menciptakan banyak kenangan manis di antara kami. Kenangan manis yang terlalu manis hingga kini tak bisa aku nikmati. Kenangan manis yang telah berubah menjadi kenangan pahit buat aku.

Sekarang nggak ada lagi duduk berdua di kursi pengunjung sebuah toko buku buat baca buku bareng dan ketawa bareng saat nemuin berbagai hal yang lucu. Dan saling melihat pada diri sendiri serta menyesuaikan apakah dirinya sesuai dengan karakter dalam buku itu, ketika kami membaca psikologi remaja. Semua begitu indah. Begitu membahagiakan. Tapi saat mengingatnya, ini semua terasa menyakitkan. Bahkan aku mencoba menghindari ke toko buku itu. hufh.

Sekarang nggak ada lagi senyum kebahagiaan itu. paling nggak buat saat-saat kayak gini. Susah banget buat senyum ikhlas dari hati yang kayak dulu. Tapi aku bertekad buat ngembaliin semua senyum itu.

Aneh. Sumpah. Kayak ada yang hilang dari rutinitasku. Aku kayak kehilangan sama kebiasaan-kebiasaanku dulu. Kalo kata kakak, ini Cuma satu dari sekian banyak ujian buat aku. ini biasa buat orang yang patah hati akut kayak aku gini.
*emang patah hati ada tahapannya juga yah? -___- a

Kadang dalam kesendirianku, aku rindu semua masa itu. masa-masa yang membahagiakan buat masa remajaku. Hari-hari indah yang menggantikan hari-hari sedihku waktu dia pergi dari hidupku buat pertama kalinya dulu. Dan kini semua kembali seperti semula, hari-hari yang gelap. Aku pikir dia benar-benar seperti matahari yang nggak pernah ingkar janji di hatiku. Tapi semua omongannya sama aja kayak laki-laki lain. It’s like a bull. Omong kosong.

Kadang aku berpikir, aku masih nggak ngerti kenapa ada orang yang tega mempermainkan perasaanku sampe aku harus ngerasa sesakit ini. dan orang itu adalah laki-laki yang paling aku sayangi. Laki-laki yang mama dan papa percaya bisa jadi penjagaku saat tugas mereka menjagaku selesai. Laki-laki yang orang tuaku sayangi seperti mereka menyayangi anak mereka sendiri. semua terlalu berat buat aku. selama ini aku berusaha memberi yang terbaik yang aku bisa buat dia. Aku berusaha sebisa mungkin ngertiin dia. Aku berusaha nggak egois sama dia. Tapi ini balesannya buat aku? okelah kalo ini semua akhirnya. Aku harus terima. Aku bisa kok hidup tanpa dia. Toh, Allah masih tetap ada di hatiku dan selalu dampingi aku.

Kemarin aku baca sebuah novel, judulnya “Rindu” karya Sefryna Khairil terbitan Gagas Media. Dari novel itu aku bisa nyimpulin kalo seseorang terlalu takut dengan kenyataan yang akan terjadi, padahal dia belum mencoba sesuatu, bisa disebabkan karena trauma masa lalu. Hufh. Kenapa saat baca novel itu aku ngerasa ngeliat diriku sendiri yah? Coba deh baca novel itu. tentang seorang wanita yang harus kehilangan putra tunggalnya dan dia larut dalam kesedihannya sampai suaminya mengira kalo dia udah nggak peduli sama perasaan suaminya yang juga sedih atas kematian putranya itu. suaminya ngerasa nggak bisa jadi suami dan ayah yang bisa ngelindungin keluarga kecilnya. Suaminya ini terlalu takut untuk mencoba dan mengembalikan semua keadaan jadi seperti dulu. Sampai akhirnya suaminya stress dan bilang udah nggak cinta sama dia. Dan mereka pun hidup sendiri. di masa itulah mereka sadar, mereka saling membutuhkan dan masih saling mencintai. Mereka Cuma salah paham dan belum bisa memahami masing-masing. Mereka sama-sama egois. Dan akhirnya mereka kembali membina rumah tangganya lagi. Hufh. Novel itu bener-bener nguras air mataku. Ceritanya bagus banget. Aku bisa ngerasain gimana rasanya. Dan aku berharap ending ceritaku ini juga sama kayak ending novel itu. amin. Yang nyentuh banget baca ending itu adalah saat Krisna (suaminya) bilang sama Zahra, “Don’t leave me again” dan Zahra jawab, “Tidak akan lagi, jika kamu tidak memintaku pergi.” hiks. So sweet.
*lho? Malah cerito novel kie piye? Ntar aja, aku buatin resensinya.

Sekarang kehidupanku serba baru. Lingkunganku baru. Kampusku baru. Temen-temenku baru, walaupun masih banyak juga temen-temen dari SMA. Dan saatnya cowok baru… kalo ini aku Cuma bercanda. Hihi. Bosen tauk dari tadi sedih-sedih terus! Haha. Walaupun kata Dita, dia mau nyomblangin aku sama Mas D**ta, pengurus Himakom (Himpunan Mahasiswa Komunikasi). Hihi. Masa’ Cuma gara-gara aku bilang senyumnya manis, Dita langsung heboh sendiri. mana kemarin dia bilang sama mas’e itu neg aku nitip salam lagi! Padahal kan aku nggak nitip apa-apa. Hufh. apalagi dia kan deket sama Mas D**ta, soalnya mereka dulu se-SD. Aneh banget Dita itu. Dita kan emang hobi nyomblangin aku sama kakak tingkat. Kemaren-kemaren sama Mas I**s** yang kalo rambutnya dipanjangin jadi kribo terus pake kacamata jadi kayak dr. Boyke yang ahli seksologi itu. Aku, Dita sama Devi nyebutnya Mas Boyke. Tapi diem-diem Mas Boyke ini punya banyak fans lho. Soalnya dia kan SC-nya OSMARU. Kemaren waktu marah-marahin anak-anak paling keras suarane. hehe. Cakep plus gaul lagi! Terus kemarennya lagi sama Mas I**m yang item manis, ramah, dan punya senyum manis yang juga pembimbing kelompokku pas OSMARU. Mas’e tu buaik banget, pinter lagi (secara dia cerita IP-nya 3,5) dan murah senyum lagi. Hehe. Kebetulan saya tidak suka kena sindrom suka sama panitia inti OSMARU, kayak Mas Boyke yang punya banyak fans. Saya lebih suka kena sindrom suka sama pembimbing kelompok kayak Mas I**m aja. Hehe. Just kidding.
*kie kok malah cerita ra mutu ngene tah? Sik-sik. Ketoke mau meh crito sedih. Kok dadi nggosipke mas-mas kuwi yah?? -____-“ ayo kita ceritakan yang lain.

Kembali ke topic. Aku sekarang berusaha menata hatiku lagi. Perlahan tapi pasti aku harus menghapus semua sakit hati ini, dan perlahan aku harus mencoba membuka hati buat laki-laki lain yang lebih baik. Walaupun aku menyerahkan semuanya sama Allah, aku percaya kalo Allah emang takdirin aku sama dia dan ini semua Cuma sebagai ujian buat aku sama dia, kami akan bersatu lagi kok. Aku percaya itu. tapi kalo nggak jodoh, yah aku mau nggak mau harus terima. Toh, di balik ini semua Allah udah nyiapin seseorang yang jauh lebih baik daripada dia, seseorang yang sesuai dan terbaik buat aku. semua ini perlu proses yang nggak sebentar.

Sekarang aku mau focus sama kuliahku. Aku ingin meraih semua impianku. Aku ingin membanggakan kedua orang tuaku dan tidak hanya sebagai beban. Aku bisa jadi mawapres kayak mbak Ulfah, Mas Eko dan Mas Vian (baca postingan OSMARU FISIP UNS 2010). Aku bener-bener harus berjuang buat dapetin beasiswa ke Sorbonne University di Paris, Perancis. Aku mau kayak Pak Tanto, kepala Puskom UNS yang juga dosen matematika di FMIPA UNS dan dosen di Limos University Prancis. Pak Tanto juga mencetuskan ide perbaikan sistem akademik dan komputerisasi dan yang buat UNS bisa duduk di posisi 1520 ranking dunia dan rangking 4 nasional hanya dalam 3 tahun. Sekarang Nisa udah jadi anggota IT Community UNS dan jadi koordinator IT Community buat FISIP. Jadi sekarang kalo internetan di kampus nggak boleh Cuma buka fesbuk sama blog. Sekarang harus sering cari info buat beasiswa ke Paris. Semangat! Nisa punya masa depan yang cerah. Nisa punya segalanya. Tapi jangan lupa berdoa dan meminta sama Allah ya.

Oh iya, di EAP alias English for Academic Purpose (*neg nggak salah P-nya itu. aku juga lupa) tanggal 26 agustus kemaren, aku dapet nilai 80 dengan rentang huruf A lho! Hehe. Alhamdulillah. Lha soale nggak begitu susah ug. Cuma reading aja. Padahal kemampuan bahasa inggrisku lemah di speaking. -____-“ Tapi tetep Alhamdulillah. jadi aku nggak usah ikut program make up (jangan diartiin secara istilah lho. Soalnya artinya dandan. Diartiin secara bahasa aja, make = membuat dan up = naik. Jadi apa anak-anak? Membuat jadi naik, bu. Ya, betul sekali. -____-“) buat memperbaiki nilaiku. Soalnya hasil EAP dipake buat persyaratan wisuda. Oh iya, ngomongin EAP, jadi inget di UPT P2B (Pusat Pengembangan Bahasa) atau UNS Language Centre ada pelatihan buat bahasa Prancis. Hump. Lumayan sih buat persiapan kalo dapet beasiswa ke sana. Amiin. Aku mau ikut itu aja deh. Semoga aja pelatihannya murah. Amin.

Ayo Nisa, semangat yah! Mimpi kamu masih ada segudang. Jangan Cuma jadi catetan di buku harian doonk. Semangat! Ayo wujudin semuanya dengan berusaha dan berdoa. Kamu punya masa depan. Hidup kamu nggak akan berhenti saat seseorang nyakitin kamu. kamu nggak punya pilihan lain antara maju dan tetep bertahan dalam kesedihan. Kalo kamu pilih bertahan, so kamu nggak akan punya masa depan yang bisa buat mama papa menjawab dengan bangga, “Anakku sekolah di luar negeri” saat ada yang bertanya di mana kamu sekolah dan kenapa kamu nggak selesai-selesai kuliah. Tapi kalo kamu pilih maju dan meninggalkan masa lalu, kamu akan memiliki masa depan yang cerah. Asal kamu tetap berusaha dan berdoa. Kamu nggak punya pilihan lain selain maju dan menjadi cewek yang kuat, ini kata Kakak. Masalah cinta itu bukan hal yang terpenting yang harus kamu pikirin, yang penting masa depan kamu. kalo kamu sukses, liat aja berapa cowok yang bakal ngantri.
*haha. Perasaan ngomongku tambah nggak jelas. Maap. Udah malem nih yang ngetik. Pikiran jadi nggak jelas. :p

Quotes :
Cinta mungkin terlalu sederhana, terkadang kata-kata terlalu sulit untuk mengungkapkannya.

Hump. Mungkin segini dulu aja deh curhatnya. Aku juga bingung mau curhat apa lagi. Mungkin ini postingan kedua yang agak aneh. Lha awale sedih-sedih, akhire malah seneng-seneng. Neg kemarin seneng dulu baru sedih. Piye kie? -____- a Otakku mulai owah kie. Hihi. Astagfirullah. Nggak boleh ngomong gitu. Naudzubillah. Pokoknya tetep semangat aja deh! Jangan bosen baca yah. Don’t give up, guys.

Sampe jumpa di postingan berikutnya yah. Love you. :-D

1 komentar:

  1. hahahahaaaaaaa... Nice post.. Salam kenal mbak saya jg dari UNS angkatan 2012 :)

    BalasHapus

silakan berkomentar, :)