Sabtu, 17 April 2010

Di antara rerumputan hijau











Foto-foto di atas diambil waktu mau wawancara sama Bu Wewah. Di Taman Smansa. Tiba-tiba ada burung yang nggak bisa terbang. Akhirnya aku ambil. trus di foto deh. hihi. nggak penting banget. kalo burung yang kepalanya putih itu, namanya burung kaji. kalo dalam bahasa jawa, "kaji" artinya "haji". kenapa? liat aja kepalanya. kayak pake peci kan? kayak Pak Haji. hihi.. *nggak penting banget sih!

Aku suka banget foto-foto ini, soalnya fokusnya keliatan banget. trus pake perjuangan banget. abis tiap mau foto, burungnya malah terbang ug! fuih! tapi akhirnya dapet, Alhamdulillah. apalagi yang foto burung hampir terbang itu. aku sukkaaaa!! nunggu momennya lamaaaaa banget! hihi....

Review : Pameran Penyiaran Nasional (Review Terbaik II)

Tenang dan sejuk. Kesan pertama inilah yang akan dirasakan oleh setiap pengunjung yang datang pada Pameran Penyiaran di Monumen Pers Nasional, Jalan Gajah Mada 59 Surakarta ini. Pameran yang mengiringi Deklarasi Hari Penyiaran Nasional ini diadakan pada tanggal 31 Maret – 9 April 2010.

Puluhan bingkai berisi dokumen terbit media massa, yang terdiri dari majalah, tabloid, dan surat kabar yang terbit di Indonesia mulai dari zaman penjajahan Belanda, Jepang, Perjuangan Kemerdekaan, dan sepanjang Indonesia merdeka hingga era Reformasi saat ini, terpajang rapi di tempatnya masing-masing. Banyak peristiwa penting yang tak pernah kita bayangkan dimuat di dalamnya.

Pameran ini menampilkan berbagai macam tulisan yang berisi tentang peristiwa yang terjadi di Indonesia. Misalnya, mengenai para penyanyi pemenang kontes Bintang Radio di tahun 1952, disegelnya radio pada zaman penjajahan Jepang, serta cover majalah Merdeka yang banyak membahas mengenai RRI. Tak ketinggalan juga tulisan “Ramai-ramai jadi Wartawan” yang berisi mengenai jurnalisme warga atau yang lebih dikenal dengan nama Citizen Journalism yang kini mulai digandrungi warga masyarakat. Termasuk perkembangan tayangan televisi saat ini yang sudah tidak memikirkan mutu dan kualitas, tapi hanya memikirkan rating yang tinggi seperti yang ditulis dalam salah satu figura dokumen yang diambil dari surat kabar Solopos tanggal 13 Januari 2010 berjudul “Rating Tinggi Tidak Menjamin Mutu”.

Selain dokumen terbit media massa, dalam pameran ini juga terdapat berbagai macam barang-barang kuno seperti telepon, radio, kipas angin, televisi dan alat pencetak foto yang merupakan koleksi pedagang di Pasar Windudjenar. Tak mau kalah, musik asal Solo juga menampilkan beberapa sejarahnya di pameran ini seperti alat musik saxophone tua milik Cauman Band, foto-foto musisi Solo dan beberapa lembar notasi nada lagu-lagu perjuangan seperti Bamboe Roentjing. Dalam pameran tersebut juga terdapat studio mini RRI.

Dan tidak tertinggal, sejarah stasiun radio pertama kaum pribumi dengan semangat nasionalisme yang diberi nama Solosche Radio Vereeniging (SRV). Misalnya penyiaran secara langsung yang dilakukan oleh SRV saat Gusti Nurul menarikan Tari Bedaya Srimpi di Den Haag, Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa SRV telah menjangkau Benua Eropa, terutama Belanda. Dalam Monumen Pers Nasional juga terdapat banyak patung-patung tokoh pers Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui media massa seperti DR. Ratulangie.

Pameran Penyiaran ini cukup memberikan banyak pengetahuan bagi masyarakat mengenai perjalanan naik-turunnya penyiaran media massa di Indonesia. Pameran ini juga dapat menjadikan masyarakat lebih mengenal Monumen Pers Nasional sebagai salah satu bangunan bersejarah yang ada di Kota Solo. (ams)

~Daftar Keinginan~

Dalam kehidupan, kita pasti memiliki target-target tertentu yang harus kita raih. Saat kita meraih target kita tersebut, kita akan merasa bangga. Target-target itulah yang biasa kita sebut dengan impian. Saat kita menyusun daftar impian kita, dalam hati kita pasti akan ada sebuah perasaan yang bisa mendorong kita untuk berusaha meraihnya. Itulah yang disebut dengan termotivasi. Daftar panjang tentang impian bisa menjadi salah satu motivator untuk meraih semua yang kita inginkan. Hidup tanpa rencana masa depan hidup kita akan tanpa arah. Kebanyakan orang menganggap seseorang yang membuat daftar impiannya sama seperti seorang pemimpi. Tapi anggapan itu salah besar. Seorang yang memiliki rencana hidup adalah seorang yang visioner. Visioner adalah salah satu syarat menjadi seorang pemimpin yang baik, minimal untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri.
Sama halnya dengan orang lain yang memiliki impian, aku memiliki banyak impian yang sangat ingin aku capai. Bisa dibilang, daftar keinginan. Dalam daftar itu, aku memiliki berbagai macam keinginan yang harus aku raih, yaitu:

1.Diterima di jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, UNS atau UNDIP.
2.Lulus UAN 2010 dengan nilai yang memuaskan.
3.Hidup mandiri, tanpa harus merepotkan orang tua.
4.Buat bangga mama, papa, keluarga besar, sahabat-sahabatku.
5.Punya kamera DSLR CANON EOS 450D.
6.Naik haji sama orang yang nantinya jadi mahramku dan kedua orangtuaku.
7.Berguna buat agama, bangsa dan negaraku.
8.Buat bangga orang yang aku sayangi.
9.Saat kuliah nanti, paling nggak, aku harus magang di Koran dan majalah sebagai fotografer atau penulis.
10.Menerbitkan kumpulan cerpen atau novel.
11.Keliling Indonesia dan dunia.
12.Mengadakan sebuah pameran foto.
13.Menjadi seorang fotografer professional.
14.Menjadi penulis terkenal.
15.Menjadi scriptwriter film yang handal.
16.Menikah dengan seorang yang aku cintai dan mencintai aku dengan tulus.
17.Menerima dan membahagiakan suamiku apapun kekurangannya.
18.Menjaga hati untuk seseorang yang selalu aku nanti hingga dia kembali lagi padaku saat kami sama-sama mapan.
19.Menunggu seseorang yang aku cintai sampai dia mapan dan siap menerima tanggung jawab besar untuk menjagaku dan anak-anakku nantinya.
20.Tidak akan pernah salah dalam mengambil sebuah keputusan lagi.
21.Mengambil berbagai angle dalam suatu momen yang orang lain tidak bisa dapatkan.
22.Menghasilkan foto-foto yang berisi kritik-kritik social dalam masyarakat.
23.Menjadi seorang jurnalis handal yang bisa menjangkau daerah-daerah terbelakang.
24.Menghasilkan foto yang dapat mengkomunikasikan pesan-pesan moral dalam kehidupan.
25.Mendirikan yayasan untuk anak-anak korban kekerasan dalam rumah tangga dan anak-anak terlantar.
26.Mendirikan sebuah perusahaan advertising.
27. Membuka toko bunga (Florist)
28. ............. (menyusul)

Sabtu, 03 April 2010

~Dipisahkan Untuk Disatukan Kembali~

Semenjak dia kembali ke kehidupanku, kehidupanku kembali berwarna. Dulu, saat dia pergi menjauh dari hatiku, hidupku serasa gelap, hitam dan putih, tanpa warna-warni yang indah seperti yang dia torehkan dalam album foto kehidupanku. Tapi kini, dia kembali. Kembali mewarnai album foto kisah kami dengan warna-warni yang indah. SEmua kembali seperti dulu. Sekarang senyum yang ikhlas kembali mengembang di bibirku. Rasanya sudah lama aku tidak merasakannya. Padahal baru 2 tahun dia menjauh dariku. Kata teman-temanku, sekarang aku lebih ceria, seperti dulu lagi. kata mereka ,"Nisa kembali lagi." Mereka bilang, "Penantian kamu 2 tahun InsyaAllah nggak akan sia-sia, Nisa."

Dia sederhana tapi berkharisma. Dia sosok laki-laki yang sudah menjadi seorang PRIA, bukan COWOK. Pria yang bertanggungjawab dan konsisten dengan perkataannya. Dia bijaksana. Dia pemimpin, tapi lebih pas jika dia berada dalam posisi yang kedua dalam sebuah kepemimpinan, seperti Mohammad Hatta yang mendampingi Ir. Soekarno. Sorot matanya menampakan kewibawaan yang besar. Walaupun kadang ia tidak bisa mengatur emosi dan keadaan psikisnya saat ia kecapekan. Itu manusiawi.

Dia mencintai sastra, seperti aku. Dia menyukai senandung-senandung lama yang indah, sama seperti aku.

Walaupun dulu kami menjauh hanya karena sebuah kesalahpahaman, kami sadar itu adalah sikap anak remaja yang masih labil. Dan aku sadar, yang terjadi selama 2 tahun ini adalah ujian untuk kami, agar perasaan dalam hati kami yang ditanamkan oleh Allah bisa semakin kuat. Semua pasti akan indah di waktunya. Dan di depan sana, pasti akan ada semakin banyak rintangan untuk kami. Tapi aku percaya, DIPISAHKAN UNTUK DISATUKAN.

Dia memuji hasil karyaku dengan tulus, bukan hanya sekedar untuk menghargai aku. Dia menjagaku. Dia memayungiku saat kami kehujanan. Dia menemaniku saat aku membutuhkan teman bicara. Dia memandang aku bukan hanya dari fisik, tapi dari hati. Dia mengerti aku. Dia tau gimana cara supaya aku nggak ngambek lagi. Dia mengerti sifat childish.ku dan mengimbangi dengan sikapnya yang dewasa.

Aku mengaguminya bukan karena fisik luarnya. Tapi dari kebaikan dan kelembutan hatinya. Juga dari kepandaiannya. Aku menyayanginya sejak kami dipersatukan menjadi sahabat. Aku mengaguminya semenjak aku mengenalnya lebih dekat. Aku menyayanginya karena Allah menanamkan rasa sayang dalam hatiku. Aku menyayanginya karena aku mencintai Allah.

"Jelek", panggilan sayangku padanya. Entah darimana awalnya. Tapi itu sudah menjadi kebiasaan kami. Dan dia memanggilku, "Ndud". Konyol. Tapi untukku, itu berkesan.

Satu harapanku, dia akan selamanya di sisiku. Walaupun raganya tak di sampingku, aku berharap, hatinya akan tetap berada di sampingku. Sejauh apapun ia pergi, dia akan tetap di hatiku. Entah apa nanti ending dari semua kisah kami, dia akan tetap di hatiku. Dia salah satu sejarah hidupku.

Semarah apapun aku padanya, aku akan tetap bisa memaafkannya. Sebenci apapun aku padanya, sebesar itu pula rasa sayangku padanya. Sejauh apapun jarak yang memisahkan kami, di hatiku akan tetap ada dirinya. Karena dia. Inspiratorku. Semangatku. Jelekku. Suryaku. Dia seperti matahari untukku. Sama seperti salah satu arti namanya. Surya.

Tuhan, jika aku boleh memilih siapa yang akan menjadi jodohku serta imam bagiku dan anak-anakku kelak, aku harap, dialah yang Kau kirim untukku. Hanya dia yang selalu aku sertakan dalam tahajudku serta doa-doaku. Tuhan, apapun yang Kau beri pada kami, aku percaya itu ujian untuk kami. Tuhan, jika Engkau akan memisahkan kami kembali, aku mohon, pisahkanlah kami untuk menyatukan kami kembali. Dialah yang pertama aku cintai dan aku berharap dia juga yang terakhir.

Tetaplah di hatiku, My Sunshine...

~Untaian Kata Bidadari kecil~

Bidadari kecil muram di sekumpulan bidadari cantik
Bidadari kecil buruk tak tampak
Bukan bidadari sempurna
Dia melantunkan nada indah dari bibirnya
Suaranya merdu bagai suara dari surga
Bidadari kecil berkidung lambat
Kidung kesedihan mengalun lembut
Bidadari rapuh dan lemah
Melodi berdendang bersama lantunan hatinya
Menanti mukjizat yang dijanjikan Tuhan
Kidung sedihnya terbang hingga jauh
Tak jauh dari mukjizat Tuhan
Menyimak lantunan ritme nada sedih nan indah
Membawanya pada bidadari lemah tak berdaya
Hingga bertemu bidadari pelantun irama sendu
Senyum bidadari lama tak berkembang
Sampai mukjizat itu akhirnya datang
Membuatnya bersenandung indah dan bahagia
Senyum bidadari kecil berkembang manis di bibirnya
Suara indahnya mengalun bersama nada kecil nan riang
Bersama untaian kata indah sang bidadari
Sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan
Kebahagiaannya kembali bersama mukjizat Tuhan
Dia kembali disinari oleh sang raja siang
Mukjizat dari Tuhan
Yang akan terus meneranginya selamanya walau dengan cahaya temaram tapi pasti
Daripada sekali bersinar terang tapi tak abadi
Bidadari kecil manis anggun dengan nada indah tertuang dari bibir lembutnya
Mata sembab muram berubah jadi mata jernih nan indah
Melodi sendunya hilang berganti melodi riang
Dia bidadari sempurna terpendam yang berharga
Seperti berlian dalam etalase khusus dalam toko berlian
Tanpa mentari harus ungkapkan, bidadari dapat rasakan semua
Sinar mentari cukup menjadi sebuah bukti atas segalanya
Tak semua yang nyata harus diungkapkan secara nyata
Bahkan sesuatu yang berharga tak pernah sepenuhnya terlihat berharga
Bidadari menerima apapun cacat fisik sang mentari yang tak cacat hati
Sang surya yang berkharisma dengan bergudang pemuja
Bidadari tetap tenang, tetap percaya, dan tetap mengerti
Karena ia percaya, kasihnya tulus karena syukurnya pada Tuhan
Karena ia percaya, ada atau tidak sang mentari di sisinya, cahaya temaram yang perlahan tapi pasti mulai berpendar terang, akan tetap ada di hatinya
Bidadari menjaga mukjizat Tuhan di hatinya apapun yang terjadi
Selamanya, seperti cahaya temaram mentari yang pasti