Sabtu, 03 April 2010

~Dipisahkan Untuk Disatukan Kembali~

Semenjak dia kembali ke kehidupanku, kehidupanku kembali berwarna. Dulu, saat dia pergi menjauh dari hatiku, hidupku serasa gelap, hitam dan putih, tanpa warna-warni yang indah seperti yang dia torehkan dalam album foto kehidupanku. Tapi kini, dia kembali. Kembali mewarnai album foto kisah kami dengan warna-warni yang indah. SEmua kembali seperti dulu. Sekarang senyum yang ikhlas kembali mengembang di bibirku. Rasanya sudah lama aku tidak merasakannya. Padahal baru 2 tahun dia menjauh dariku. Kata teman-temanku, sekarang aku lebih ceria, seperti dulu lagi. kata mereka ,"Nisa kembali lagi." Mereka bilang, "Penantian kamu 2 tahun InsyaAllah nggak akan sia-sia, Nisa."

Dia sederhana tapi berkharisma. Dia sosok laki-laki yang sudah menjadi seorang PRIA, bukan COWOK. Pria yang bertanggungjawab dan konsisten dengan perkataannya. Dia bijaksana. Dia pemimpin, tapi lebih pas jika dia berada dalam posisi yang kedua dalam sebuah kepemimpinan, seperti Mohammad Hatta yang mendampingi Ir. Soekarno. Sorot matanya menampakan kewibawaan yang besar. Walaupun kadang ia tidak bisa mengatur emosi dan keadaan psikisnya saat ia kecapekan. Itu manusiawi.

Dia mencintai sastra, seperti aku. Dia menyukai senandung-senandung lama yang indah, sama seperti aku.

Walaupun dulu kami menjauh hanya karena sebuah kesalahpahaman, kami sadar itu adalah sikap anak remaja yang masih labil. Dan aku sadar, yang terjadi selama 2 tahun ini adalah ujian untuk kami, agar perasaan dalam hati kami yang ditanamkan oleh Allah bisa semakin kuat. Semua pasti akan indah di waktunya. Dan di depan sana, pasti akan ada semakin banyak rintangan untuk kami. Tapi aku percaya, DIPISAHKAN UNTUK DISATUKAN.

Dia memuji hasil karyaku dengan tulus, bukan hanya sekedar untuk menghargai aku. Dia menjagaku. Dia memayungiku saat kami kehujanan. Dia menemaniku saat aku membutuhkan teman bicara. Dia memandang aku bukan hanya dari fisik, tapi dari hati. Dia mengerti aku. Dia tau gimana cara supaya aku nggak ngambek lagi. Dia mengerti sifat childish.ku dan mengimbangi dengan sikapnya yang dewasa.

Aku mengaguminya bukan karena fisik luarnya. Tapi dari kebaikan dan kelembutan hatinya. Juga dari kepandaiannya. Aku menyayanginya sejak kami dipersatukan menjadi sahabat. Aku mengaguminya semenjak aku mengenalnya lebih dekat. Aku menyayanginya karena Allah menanamkan rasa sayang dalam hatiku. Aku menyayanginya karena aku mencintai Allah.

"Jelek", panggilan sayangku padanya. Entah darimana awalnya. Tapi itu sudah menjadi kebiasaan kami. Dan dia memanggilku, "Ndud". Konyol. Tapi untukku, itu berkesan.

Satu harapanku, dia akan selamanya di sisiku. Walaupun raganya tak di sampingku, aku berharap, hatinya akan tetap berada di sampingku. Sejauh apapun ia pergi, dia akan tetap di hatiku. Entah apa nanti ending dari semua kisah kami, dia akan tetap di hatiku. Dia salah satu sejarah hidupku.

Semarah apapun aku padanya, aku akan tetap bisa memaafkannya. Sebenci apapun aku padanya, sebesar itu pula rasa sayangku padanya. Sejauh apapun jarak yang memisahkan kami, di hatiku akan tetap ada dirinya. Karena dia. Inspiratorku. Semangatku. Jelekku. Suryaku. Dia seperti matahari untukku. Sama seperti salah satu arti namanya. Surya.

Tuhan, jika aku boleh memilih siapa yang akan menjadi jodohku serta imam bagiku dan anak-anakku kelak, aku harap, dialah yang Kau kirim untukku. Hanya dia yang selalu aku sertakan dalam tahajudku serta doa-doaku. Tuhan, apapun yang Kau beri pada kami, aku percaya itu ujian untuk kami. Tuhan, jika Engkau akan memisahkan kami kembali, aku mohon, pisahkanlah kami untuk menyatukan kami kembali. Dialah yang pertama aku cintai dan aku berharap dia juga yang terakhir.

Tetaplah di hatiku, My Sunshine...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan berkomentar, :)