Kamis, 30 September 2010

In My Reality Life part. II

Dan akhirnya aku nggak ketemu sama dia. Alhamdulillah. aku masih punya waktu untuk nyiapin mental sebelum ketemu dia. Aku nggak mau keliatan lemah di depan dia. Aku nggak bisa. Sampe akhirnya, besok paginya aku ketemu dia. Dia nyalamin aku. aku Cuma bisa nunduk. Gak tau kenapa, aku ngerasain sakit yang kemarin-kemarin berhasil aku singkirin. Semuanya balik lagi. Sakit banget. Aku nggak bisa ketemu dia lagi. Tapi aku udah nggak bisa apa-apa lagi. Aku harus tetep pergi ke Jogja buat menghormati undangan Mbak Banar. Aku ngak bisa berkutik. Aku Cuma bisa diem, nggak peduliin dia, dan nggak menganggap dia ada di sekitarku. Dan Cuma ngobrol sama Yuda. Tuhaaan, rasanya sangat menyakitkan. Beri aku kekuatan.

Begitu sampai di Jogja, lebih tepatnya waktu aku ganti baju di sebuah masjid, mau nggak mau aku ngomong sama dia. Waktu itu, dia nawarin buat beli minum. Karena aku lagi haus banget, mau nggak mau aku nanggepin dia. Hufh. God, safe me please. I need Your help.

Sampe di gedung resepsinya Mbak Banar sama Mas Alid, akhirnya aku bisa ketemu sama Ania. Aku kangen banget sama anak satu itu. karena ngeliat kondisi SBY3A jadi nggak enak, Alnia sengaja nyindir dengan keras, “SBY3A udah nggak nyaman kayak dulu lagi ya? Hufh.” Hump. Aku nggak tau, sindiran Alnia ini mbuat Bima ngerasa tersindir apa nggak.

Acara pernikahan Mbak Banar berlangsung meriah. Konsepnya bagus, sama persis kayak konsep wedding yang aku mau buat weddingku. Hiks. Dulu waktu pernikahan Mbak Nita, aku sama dia sempet ngomongin soal konsep wedding. Tuhaan, jangan biarkan aku mengingatnya lagi. Ini semua sangat sangat menyakitkan.

Menjelang akhir acara, Alnia sama Yuda sengaja ngajakin foto. Karena aku lupa bawa kamera, akhirnya foto pake hape Bima. Sumpah ya. Aku biasanya gila foto. Tapi kali ini aku bener-bener nggak mau foto. Padahal Alnia cantik banget hari itu. sebenarnya eman-eman banget kalo aku nggak punya kenangan sama sahabatku itu. aku bener-bener nggak mau foto. Aku nggak mau ada satu pun foto aku di hape dia. Aku nggak rela ada fotoku di sana. Aku nggak bisa terima ini semua. Sampe akhirnya, Alnia paksa aku buat foto sama Yuda. Mau nggak mau harus mau. Hufh. Cuma satu. Nggak lebih. Nggak boleh lebih. Aku Cuma mau foto pake kamera DSLR-nya Mas Juang.

Sampai akhirnya, Bima minta waktu buat ngomong sama aku Cuma berdua. Astagfirullah. Subhanallah. Ini nggak boleh. Aku bisa nangis. Nggak ! tapi aku udah nggak bisa apa-apa. Akhirnya, aku mau ngomong sama dia.

He said he was always negative thinking about me. Jadi, selama ini aku nggak pernah dianggap baik buat dia? Aku selalu ngalah buat dia. Aku berusaha nggak egois buat dia. Aku nggak tau aku salah apa. Kenapa? Apa sebegitu nggak berartinya aku buat dia? Apa sebegitu nggak bernilainya aku buat dia? Aku Cuma bisa nangis di tengah keramaian orang. Aku Cuma bisa nangis dalam diamku. Aku menyadari sesuatu, DIA NGGAK PERNAH MENGHARGAI AKU. wow, semua yang kamu lakuin selama ini sia-sia, nisa. Bodoh! Tuhaaan, beri aku kekuatan untuk bertahan dengan semua sakit ini. aku udah nggak tau lagi harus berbuat apa. Kau tau, kawan? Ini semua bisa terjadi karena apa? Karena ada pembanding yang membuat aku selalu buruk di mata dia. Ya, pasti si Rita, Bunga yang dia sebut di suratnya. Hey, boy. No body perfect, right?

Dia juga bilang, dia bakal menutup hatinya buat cewek selama lima tahun ke depan. alasan klise. Takut. Halah, Bullshit! Aku udah nggak peduli sama apa yang dia bilang lagi. Yang aku tau pasti, aku membenci dia. Ini bukan perasaan yang emosional. Tapi, ini adalah apa yang aku rasakan di alam sadar dan bawah sadarku. Aku benar-benar membenci dia.

Waktu pulang, dia sama Yuda ambil motor dan aku sama Alnia nunggu di Lobby gedung. Di sana, aku bener-bener histeris. Aku nggak bisa nahan sakit ini lagi. Aku perlu nangis. Semenjak kejadian karena surat itu, baru kali ini aku bisa bener-bener nangis di depan orang lain. Tuhaan, ijinkan aku menangis di depan orang lain kali ini. aku tau, aku harus kuat. Tapi untuk menjadi kuat, aku harus melepaskan bebanku. Aku bener-bener nangis. Alnia sampe bingung nutupin aku biar keluarganya nggak bingung kenapa aku nangis. Maafin aku, Al sayang. But, I must to do it now. Dalam hatiku, aku berharap dia tau aku nangis. Biar dia liat, gimana akibat dari perbuatannya.

And I know that it’s time to stop loving him and to start my life without him. Maybe, he isn’t the best for me and my life. I believe that God knows what we need. And God always gives what we need, not what we want. God always gives us the best. And believe that God always preparing the way for our life.mungkin bukan dia yang aku butuhkan. Buat aku, udah nggak ada gunanya lagi berharap dia kembali ke aku. udah nggak ada gunanya lagi aku bertahan. Ada pepatah yang bilang, the show must go on. My life will never end when he leave me, right?

Hump. Apa lagi ya? Sekarang waktunya aku buang jauh semua kenangan buruk dan kenangan manis yang menyakitkan itu. nggak akan ada lagi, Nisa-Bima atau Bima-Nisa lagi dalam hati dan hidupku. Selamanya.

Walaupun aku tau, aku harus memaafkan dia. Tapi entah kapan. Mungkin waktu dia bener-bener minta kembali sama aku. haha. Just kidding. Nggak akan semudah itu. :p

see you...

Rabu, 22 September 2010

In My Reality Life

Hai semua !! Happy Idul Fitri Day !! Minal aidzin wal faidzin ya.

Assalamu’alaikum semuanyaa…

Kangen nih nggak buka blog hampir 2 minggu. Hufh. Banyak kejadian yang unpredictable. Mungkin postingan kali ini juga akan sedih lagi. Aku pernah cerita kan kalo aku udah bisa maafin dia? Walaupun susah, aku terus
mencoba. Saat itu aku benar-benar hampir bisa maafin dia. Tapi sore itu –aku lupa tepatnya hari apa, Alnia telpon aku. she’s tells me about her day and Yuda.

Inti dari obrolan kami sore itu adalah ketika seorang cewek marah sama pacarnya, dia selalu mengharapkan si cowok mau dateng ke rumahnya untuk menjelaskan duduk permasalahannya dan meminta maaf. Dan ketika si cowok itu nggak dateng, hal itu bukan karena si cowok nggak ngertiin si cewek, tapi karena nggak mau. See. Itu yang bikin aku bener-bener down. Jadi, selama ini aku nunggu dia ngomong langsung dan menjelaskan langsung semua masalah kami akhir-akhir ini, bukan karena nggak ngerti gimana perasaanku. Tapi karena dia nggak mau menjelaskan semuanya sama aku.

Satu lagi, Alnia bilang, dia nggak sepenuhnya salah. Karena mungkin dengan Rita, dia merasa jauh lebih nyaman. Dan aku nggak bisa memaksakan itu. seketika aku menyadari kalo selama ini dia emang nggak pernah merasa nyaman sama aku. yang aku sesalkan Cuma satu, kenapa dia nggak pernah ngomong itu semua sama aku? kenapa dia nggak pernah jujur sama aku? jadi selama ini aku ditipu sama dia? Aku bener-bener kecewa. Aku mencoba sabar. Dan akhirnya sakit itu semakin basah. Luka itu semakin melebar dan basah. Pernah kah kamu membayangkan gimana perasaanku, kawan? Cukup satu kata, SAKIT. Saat itu juga, perlahan tapi pasti, rasa sayang yang memenuhi hatiku langsung memudar dan tergantikan dengan rasa benci yang begitu besar.

Saat itu, aku baru aja selesai sholat, masih pake mukena. Secara reflek, aku langsung nangis dan menumpahkan semuanya sama Allah. Awalnya, sebelum Alnia telepon, aku berdoa jika memang dia adalah jodohku, kembalikan dia padaku, namun jika bukan dia jodohku, jauhkan dia sejauh-jauhnya dari aku. Tapi setelah aku tau semua kenyataan ini, aku berdoa, “Ya Allah, jauhkan dia sejauh-jauhnya dari hidupku. Aku sudah lelah dengan semua ini. aku sudah berusaha memberikan yang terbaik untuknya, namun inikah balasan yang pantas untukku? Berikan balasan yang pantasnya, Tuhan. Aku tak akan menyesal telah mencintainya dengan tulus. aku tidak ingin dia ada dalam benakku lagi. Hapuskan dia dari pikiran dan hatiku. Bantu aku menyembuhkan semua rasa sakit ini. jauhkan dia sejauh-jauhnya dari hidupku.”

Setelah hari itu, hatiku benar-benar berusaha menutup semua akses untuknya. Aku benar-benar akan menutup hati dan menghapus dia dari pikiranku. Nggak ada telepon, nggak ada wall di f b. hatiku telah dipenuhi dengan kebencian. Pernahkah kamu membayangkan gimana rasanya, kawan? Bagiku, dia mati. Mana ada manusia yang tega menyakiti orang yang katanya pernah dia sayang, kalo bukan karena hatinya telah mati? Dia udah mati.

Dan aku berhasil menjalani hidupku kembali dengan normal. Ya, nyaris normal. Nggak ada nangis lagi. Nggak ada lagi namanya di inbox handphoneku. Dan ini terjadi sampe hari raya. Di hari itu, dia sms aku buat ngucapin selamat lebaran dan minta maaf. Aku masih inget jelas kalimatnya. “setiap manusia pasti punya kesalahan. Hanya bedanya seberapa besar kesalahan yang dia lakuin. Setiap manusia juga membutuhkan kesempatan untuk membuktikan bahwa dia juga bisa berubah dan menjadi pribadi baik yang tidak mengulangi kesalahannya. setiap manusia punya rasa sakit bila disakiti. Hanya bedanya lama atau cepat dia memaafkan segalanya. Sulit memang tuk memaafkan. Tapi bila kita yakin dengan rasa maaf kita, percayalah sesuatu yang baik akan terjadi.”

Wow. Dia bilang apa? Membutuhkan kesempatan? Lucu banget deh. Inget kan, gimana aku kasih kesempatan dia? Aku udah pernah kasih dia kesempatan untuk berubah dan nggak ngulangin kesalahannya untuk kedua kali. Tapi liat gimana sekarang. He does it in twice. Dia (lagi-lagi) ninggalin aku dengan luka yang sangat menyakitkan. Cukup! Nggak akan ada lagi kesempatan yang berikutnya. Kali ini dia udah keterlaluan. Sangat keterlaluan.

Dan pada akhirnya aku nggak bales smsnya. Dan aku telah berkomitmen buat nggak sms apapun lagi sama dia kalo nggak bener-bener mendesak. Bukan berarti aku nggak maafin dia, kawan. Tapi lebih baik begini, daripada aku memaafkan dia saat ini tapi aku akan terus membencinya. Aku belum ikhlas.

Dan kemudian aku terus melalui hariku dengan tenang. Sampe suatu siang, tanggal 16 september, dia sms aku. dia bilang dia mau silaturahmi sama orang tuaku. Hah? Yang bener aja?? Tiba-tiba aku terdiam. Deg. Nangis lagi. Astagfirullah. Ini semua nggak bener. Aku nggak bisa ketemu dia, aku nggak mau. Tapi kan dia mau ketemu ortuku? Kenapa aku yang heboh. Aku nangis sedih lagi. Tuhaaan, kapan aku bisa bebas dari ini semua? Dia mau ngelakuin sesuatu yang dulu adalah hal yang membahagiakanku, tapi buat aku sekarang, ini semua bener-bener nyakitin. Aku tau, mama sama papa udah anggep dia sebagai anak sendiri. kali ini, aku nggak bisa egois. Akhirnya aku bilang ke dia, mama bisa. Tuhaaan. Selamatkan aku. untung, hari kedatangan dia bertepatan dengan hari aku bakal cari kado buat mbak Banar yang mau nikah. Alhamdulillah. thanks, God.

(to be continued)
*ketauan deh kalo belom selesai... :p

Sabtu, 04 September 2010

Je déteste

Je déteste la façon dont vous me faire tomber en amour. Je déteste la façon dont vous me rendre heureux. Je déteste la façon dont vous regarde. Je déteste la façon dont vous me faites mal. Je déteste savoir le fait que je t'aime encore


*kalo ada temen yang ngerti artinya, maaf ya masi berantakan. maklum pake translater. saya berjanji akan belajar bahasa Prancis yang beneran kok.. hehe...

Broken Vow Lyrics :(

Tell me her name
I want to know
The way she looks
And where you go
I need to see her face
I need to understand
Why you and I came to an end

Tell me again
I want to hear
Who broke my faith in all these years
Who lays with you at night
While I'm here all alone
Remembering when I was your own

I let you go
I let you fly
Why do I keep on asking why
I let you go
Now that I found
A way to keep somehow
More than a broken vow

Tell me the words I never said
Show me the tears you never shed
Give me the touch
That one you promised to be mine
Or has it vanished for all time

I close my eyes
And dream of you and I
And then I realize
There's more to love than only bitterness and lies
I close my eyes

I'd give away my soul
To hold you once again
And never let this promise end

Repost : Doaku untuk masa depanku ^^

Allah Yang Maha Pemurah, terimakasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan aku dengannya.

Terimakasih untuk saat-saat indah yang telah kami nikmati bersama.Terimakasih untuk setiap pertemuan yang telah kami lalui bersama.Terimakasih untuk setiap saat-saat yang lalu. Aku datang bersujud dihadapan-Mu, Sucikan hatiku yaa Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencana-Mu dalam hidupku.

Yaa Allah, jika aku bukan tulang rusuknya, janganlah biarkan aku merindukan kehadirannya. Janganlah biarkan aku melabuhkan hatiku di hatinya. Kikislah pesonanya dari pelupuk mataku dan usirlah dia dari relung hatiku. Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus dan murni. Tolonglah aku agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.

Tetapi jika Kau ciptakan aku untuknya, yaa Allah, tolong satukan hati kami. Bantulah aku untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya.Berikan aku kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya.Urapilah dia agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerimaku dengan segala kelebihan dan kekuranganku sebagaimana aku telah Kau ciptakan.Yakinkanlah dia bahwa aku sungguh-sungguh mencintai dan rela berbagi suka dan duka kami.

Yaa Allah Maha Pengasih, dengarlah doa ku ini. Lepaskanlah aku dari keraguan ini menurut kasih dan kehendak-Mu.

Allah Yang Maha Kekal, aku tahu Engkau senantiasa memberikan yang terbaik buatku. Luka dan keraguan yang ku alami pasti ada hikmahnya.Pergumulan ini mengajarkanku untuk hidup makin dekat pada-Mu, untuk lebih peka terhadap suara-Mu yang membimbingku menuju terang-Mu. Ajarkanlah aku untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan.

Jadilah kehendak-Mu dan bukan kehendakku yang jadi dalam setiap bagian hidupku, yaa Allah.

Amin.

Kamis, 02 September 2010

A New Day Has Come :)

Hallo semuaaa !!

Assalamu’alaikum. Selamat Pagi ! Selamat Siang ! Selamat Sore ! Selamat Malam ! pokoknya semua macam salam aja deh.

Mau nulis apa yah? Saking senengnya sampe bingung ug. Hump. Oke. Saya mau jujur kalo saya udah nggak kenapa-napa.
*Lho? Emange kowe ngopo, nis?

Semua berawal dari perjalanan tiga gadis (ceileeh…) ke perpustakaan FISIP dan sampe akhirnya hotspotan di sana sambil ngadem. Sumpah ini beneran adem. Secara gedung baru, AC masih gres. (*ketoke ra nyambung) Aku, Dita sama Dindut pergi ke perpus siang itu (31 Agustus 2010) buat ngadem, hotspotan sama ngilangin bête gara-gara (lagi-lagi) si dosen pengajar mata kuliah pengantar ilmu komunikasi nggak dateng. Di sanalah aku dapet pencerahan besar-besaran. Ini gara-gara aku terlalu serius baca blogku sendiri. biasa, mendalami gitu. Wkwk. Gara-gara itu, Dinda ngira aku masih sedih dan mau nangis Bombay lagi. Hufh. Anak itu. akhirnya aku ditarik duduk di sebelahnya. Dan inilah intinya.

She said, “Nisa, kamu kenapa tah? Gara-gara lelaki itu lagi? Udah lah. Kalo aku bilang, lupain aja. Dari pada kamu ngetem ga jelas gini. Bentar deh, Nis. Aku liat mindset kamu tu gini, ‘aku tuh nggak pantes sama cowok lain selain dia. Aku tuh pantesnya sama cowok yang tipe-tipenya kayak dia’. Bener, Nis? Aku juga liat, kamu tuh tipe cewek yang kalo sakit hati itu menahun. Kalopun nantinya kamu dapet cowok lagi, badan kamu emang sama dia, tapi jiwa kamu nggak di sana. Kamu nggak bosen ya, Nis, ada di tahapan medium kayak gini? Kamu bisa kok jadi yang terbaik. Asal kamu bisa rubah mindset kamu itu. aku yakin kok, kalo kamu itu bisa dapetin cowok yang jauh lebih baik dari dia. Kamu itu cantik, Nis. Tapi aura itu ilang gara-gara mindset kamu yang minderan itu. di luar sana, banyak kok cewek-cewek yang nggak cantik, tapi dia pede, dan dia akhirnya bisa punya pacar. Percaya deh, Nis. Kalo kamu bisa mikir gini, ‘Saya bisa kok dapetin yang jauh lebih baik, saya bisa kok jadi yang terbaik. Saya mampu untuk itu semua’, aku yakin kok, kalo kamu bakal jadi yang terbaik. Jangan minder lagi. Jangan setengah-setengah. Sekarang pikirin deh, apa impact-nya buat kamu kalo kamu sama bertahan sama sakit hati kamu, apa impact-nya buat kamu kalo kamu sama dia. Lawan paling berat buat kita bukan musuh kita kok. Tapi perasaan kita sendiri. serahin semua sama Allah, Nis. Mintalah kebaikan-kebaikan itu dateng ke kamu, apapun itu. jadi cewek jangan sombong. Kadang kita sebagai cewek kalo dideketin sama cowok yang nggak sesuai sama kita, kita bakal mikir, ‘ah. Apaan sih ni cowok. Ga level’. Jangan berpikir gitu. Liat aja nanti gimana akhirnya, paling ujung-ujungnya sama cowok yang udah kita tolak itu. Allah itu bukan ngasih yang kita mau, tapi ngasih yang kita butuhkan. Aku punya satu kata-kata yang bagus banget, ‘cinta itu kerja hati, tapi mantapkan dengan otak’. Yang baik buat kita belum tentu baik di mata Allah, Nis. Sekarang jalanin hidup dengan santai ajalah. Biar Allah yang jalanin kita kemana. Inget, Nis. Kamu itu cantik. Kamu baik. Kamu pantes kok dapet seseorang yang lebih baik dari dia. Atau mungkin gini, kalo pun orangnya dia, mungkin saat dia udah bener-bener berubah. Tapi itu semua rahasia Allah kan? Sekarang berusaha lakuin yang terbaik ajalah. Allah udah ngerancang hidup kita kok. Aku juga liat kamu itu mikir kalo kamu kadang ngerasa kurang nyaman kalo berteman sama orang lain. Bener nggak kamu mikir gini, ‘ah. Apa dia mau temenan sama aku ya?’ ? bener nggak, Nis? Jangan mikir gitu lagi ya, Nis. Berusahalah member yang terbaik buat orang lain, dengan begitu dia akan member yang terbaik juga. Pokoknya sekarang serahin semua sama Allah. Kalo kita mendatangi-Nya dengan berjalan, maka Allah akan menghampiri kita dengan berlari, gimana kalo kita dating pada-Nya dengan berlari? Minta sama Allah yang terbaik buat hidup kamu sama hidupnya aja. Toh kalo emang jatahmu sama dia, juga nggak bakal kemana-mana to? Yang terpenting, ubah mindset-mu itu. pikiran kamu itu member distribusi besar buat apa yang kamu raih. Kalo kamu mikir, ‘alah. Paling ntar aku dapetnya cowok yang kayak dia lagi. Aku kan nggak pantes buat cowok yang lebih baik dari dia’, yah itulah yang akan datang ke kamu. kalo kamu mikir, ’aku bisa dapet yang jauh lebih baik, aku bisa jadi yang terbaik’, itu juga yang akan dateng ke kamu. udah lah. Lupain aja. Percaya deh, Allah udah nyiapin seseorang yang pantes buat kamu. sekarang kamu nangis-nangis, liat aja dua minggu lagi kamu bakal tersenyum manis melihat semua kejadian ini.”

Kira-kira itu yang Dinda bilang sama aku (*maaf Dinda kalo ada yang kelewat). Abis itu, nggak tau apa itu, aku ngerasa semuanya keangkat dengan begitu mudah. Semua beban itu terangkat dengan sangat indah. Dadaku yang sesak terasa begitu longgar. Rasa sakit itu juga nggak tau kemana. Barusan aku sms-an sama dia. Dan sama sekali nggak ada rasa sakit dan benci. Rasanya aku udah ikhlas maafin dia. Bener-bener ikhlas. Alhamdulillah.

Rasanya bebas itu menyenangkan. Aku bisa tertawa lagi. Aku bisa bercanda lagi. Yang terpenting, aku bisa senyum ikhlas lagi. Aku sekarang mikirnya, aku udah pasrah sama apapun yang terjadi di depan nanti. Kalo pun Allah mengambil semua rasa sayang dan cintaku sama dia, aku ikhlas. Aku yakin, itu yang terbaik buat aku. tapi kalo Allah tetep mempertahankannya, aku juga seneng-seneng aja kok. Mungkin emang dia yang terbaik. Sekarang konsentrasiku bukan ke urusan cinta. Tapi ke akademik sama pengembangan diri. Itu bekal buat masa depanku. Tapi kalo ada yang ‘bening-bening’ plus IP-nya di atas 3,5 deketin aku, kenapa nggak? Aku kan Cuma seorang manusia. Manusia nggak bisa hidup sendiri kan? Haha. Itu semua udah urusan Allah. Aku pasrah. Hehe.

Waktu di kasih pencerahan sama Dinda, hatiku kerasa dingin banget. Nyaman. Bukan gara-gara AC baru yang dingin lho. Tapi emang bener-bener dingin. Kayak ada setetes embun yang dingin mencairkan semua rasa sakit itu. AAAAAAA… aku pengen teriak. AKU BEBAS !! Alhamdulillah. sekarang aku Cuma bisa minta sama Allah buat diberi yang terbaik. It’s make me feel comfort.

Special thanks to Adinda Iffah yang sudah menyadarkan saya dan mengangkat beban saya. Saya rasa, anda lebih pantas kuliah di Psikologi dari pada di Komunikasi. And then, special thanks very much to Allah SWT yang udah kasih aku embun penyejuk. Ya Allah, dekatkan yang baik padaku, apapun itu. aku akan berlari pada-Mu. Sambutlah aku dengan nikmat-Mu.  (*lhoh? Kok malah nyuruh Allah?? -____-“ )

Quotes:
Cinta itu kerja hati, tapi mantapkan dengan pikiran.

Je vois. I’m fine, right? Now my battery’s heart is recharging. I hope this is my door for my bright future. I believe in my heart. I believe in the God’s miracle. Because, God is the best Director. God is the best Architect. God has been design us. Like an architect who design a great building. I believe that I’ll reach the best for my life. I don’t want to spend my life time for my sadness. If you believe in your heart, you’ll get what you want.

See you in my next post. Happy good day everyone! Toujours être amoureux . . . bonne journée! Familiar à plus!

Wassalamu’alaikum.