Rabu, 25 Agustus 2010

After laugh and smile, my tears fell down in my deepest heart.

Happy birthday, my dearest angel, Annisa Mustika Sari …

Alhamdulillah sekarang aku udah berumur 18 tahun. Hump. Umur yang dulu dalam bayanganku terkesan tua banget. Tapi rasanya nggak ada bedanya. Hehe. Tapi di umur yang semakin pendek ini, aku pengin menjadi jauh lebih baik lagi dari sekarang. Aku ingin menjadi orang yang lebih tegar menghadapi segala permasalahan hidup. Aku ingin menjadi seorang wanita yang kuat hatinya supaya aku nggak mudah lemah saat menghadapi segala permasalahan hidup. Tapi tetep aja, aku adalah perempuan biasa yang juga punya perasaan, punya rasa cinta, cemburu, kecewa, bahagia, marah, sedih, dsb. aku adalah perempuan biasa yang juga bisa menangis saat melihat orang yang dia cintai bersama dengan orang lain. Aku adalah perempuan biasa yang juga bisa menangis saat hatinya tersakiti. Tapi aku akan mencoba untuk kuat saat itu semua terjadi. Bukan malah menjadi semakin lemah dan tak berdaya. Mana pertanggungjawaban kita sama Tuhan atas amanah yang Dia beri kalo kita menyia-nyiakan hidup kita untuk hal yang sebenarnya masih bisa kita atasi?

Tahun ini ulang tahunku bertepatan sama adanya bulan Ramadan. Alhamdulillah. Semoga ini bisa menjadi pertanda yang baik untuk usia yang semakin pendek buat aku. AMIIN, Ya Rabb…

Nggak ada niat buat bikin acara ulang tahun. Tapi punya niat buat ngadain buka bersama sama temen-temen di rumah. Tapi setelah konsultasi sama mama, katanya mending nggak usah. Belum tentu mama ada waktu sama belum tentu ada uangnya. Mama bilang mending bikin spaghetti buat sekeluarga aja.

Tapi hari selasa, Bima bilang sama aku kalo temen-temen SBY3A mau buka bersama di rumahku. Lho? Kok bisa punya pikiran yang sama gini ya? Akhirnya aku cerita semua omongan mama sama Bima. Dan akhirnya Bima kasih solusi dengan alternative temen-temen bawa makan sendiri. aku cerita sama mama, dan dengan jelas mama menolak. Mana ada tamu bawa makanan sendiri? nggak sopan atuh. Akhirnya mama mau ikhlas masakin buat buber sama sahabat-sahabat yang aku sayangi. Alhamdulillah. Semoga bisa menjadi pahala untuk kita, ma. Terutama buat mama. I love you, mom.

Dengan bantuan Bima, semua sahabat-sahabatku dating ke acara buber kecil itu. seharian aku nyiapin tempat di rumah sama nyiapin semua alat-alat buat makan. Ba’da ashar, aku masih di hy***mart buat belanja kebutuhan buka bersama. Sekitar jam 15.30, aku sama mama mulai asyik di dapur masakin masakan buat teman-teman. Alhamdulillah.

Sekitar jam 16.30 Dita sama Bila udah dateng. Rajin banget dua anak itu. padahal aku bilang jam limaan. Hehe. Waktu mereka lagi nunggu, aku sama mama masih asyik masak. Dan tiba-tiba terjadi sesuatu yang biasa terjadi di dapur kami saat kami masak besar. Taraaa… GAS ABIS!! Gile… padahal udah mau jamnya buka. Akhirnya aku beli gas baru di toko depan rumah. Biasanya mama bisa masangin tabung. Dan… oh Tuhan! Ada apa lagi ini? gasnya malah ‘ngeses’. Apa sih istilah bahasa indonya? Aku bingung. Hehe… ^_^v. Jadi inget iklan yang ada di tipi, kalo tabung gas ngeses harus segera di bawa keluar ruangan, kalo nggak nanti……(naudzubillah, nggak tega nyebutnya). Karena sama-sama panic, akhirnya mama langsung ambil gas yang buat water heater dan dipasang di kompor gas. Lhah? Terus tabung yang baru gimana? Hehe… tabung yang baru, langsung di taruh di teras dapur buat menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Biasa, bawaan kalo lagi parno… wkwk…

Sekitar jam 17.30, semua hidangan yang terdiri dari seloyang besar spaghetti, semangkuk besar paklay, sepiring besar sambal kentang, dua mangkuk es kelapa muda dingin, dan beberapa uba rampe ( cie… bahasanya uba rampe!) udah siap disajikan. Alhamdulillah saat itu adzan berkumandang. Sepasukan penggempur makanan pun udah siap di ruang tamu. Heheh. Kejem amit bahasanya. Pasukan itu adalah Sanuri, Bima, Yuda, Kuncara, Nanda, Fian, Alnia, Aini, Ida, Yayi, Dita, dan Bila. Sebenernya masih kurang satu lagi. Sahabatku yang paling item. Amarta gagal dateng karena dia sibuk latian paski buat upacara 17 agustusan di kampus (ceilee… kampus, buu. Maksudnya UNS. Mungkin juga mau ngindar dari temen-temen, soalnya ternyata rambut Atha jadi pendek banget. Model bob gitu deeh).

Setelah acara makan malam yang diselingi dengan shalat maghrib dan isya’ selesai, akhirnya ini sesi yang paling menyenangkan, yaituuu……. Photo session. Hihi… bahasaku gaya banget ya? Masa-masa narsis yang dimanfaatin buat mengabadikan segala momen yang indah ini. (hihi.. bahasanya puisi banget yah? :p )

Nggak kerasa, malam semakin larut. Hehe.. lebay. Sebenernya masih jam delapan denk… sekitar jam 20.30, temen-temen udah mulai pada mreteli satu-satu alias pulang. Kebanyakan yang cewek-cewek sih. secara cewek gitu. Masa’ mau pulang malem tah? Dan sekitar jam sembilanan, temen-temen abis total, Cuma tinggal aku sama Bima. Sebelum dia pulang, aku sama dia sempet ngobrol-ngobrol dulu. Dia bilang, dalam tas kado dari temen-temen, ada beberapa surat buat aku. Aku sempet bercanda. Aku bilang, “Kalo aku nangis baca surat dari kamu gimana? Kamu nggak lupa kan punya janji sama aku buat nggak buat aku nangis lagi karena kamu?” dan dia jawab, “Nangis aja nggak apa-apa. Kan nangisnya nangis bahagia.” Aku Cuma ketawa denger dia bilang itu. semoga aja begitu.

Setelah dia pulang, aku masuk ke dalam rumah dan mulai baca sepaket surat yang terdiri dari lima bagian. Tau nggak sih, kawan, sebelumnya aku berharap kalo surat itu akan membawa berita bahagia di hari ulang tahunku sebagai kado terindah dari dia tahun ini. pelan-pelan aku baca. Dalam surat pertama, aku ngerasa perasaanku mulai nggak enak. Karena di sana ada puisi. Di ujung puisi itu, ada kalimat yang berbunyi, ”Cinta remaja, ada yang bilang pantas, ada yang menganggap palsu. Hanya permainan hati... Aku terjaga ketika kata-kataku harus menjadi nyata, terjebak antara logika dan perasaan, kadang aku pun tak kuasa hingga harus jatuh terbuang. Tapi semua tertutup oleh kekuatan persahabatan, tak akan ada yang mampu merubahnya!” ya Tuhan, ada apa ini? perasaanku semakin buruk saat membaca semua itu. dalam hati aku berharap, semua kan tetap baik-baik saja.

Aku mulai berpindah di surat kedua. Innalillah. Ada tiga lembar. Kenapa perasaanku semakin nggak enak? Tuhan, tenangkan hatiku. Perlahan aku membaca surat itu. dengan sangat perlahan. Dan dengan sangat perlahan juga, air mataku mulai berderai. Terus berderai. Semakin deras. Tuhan, apa ini? kenyataan apa ini? apa ini yang dia maksud dengan nangis bahagia? Kawan, jangan anggap ini semua berita bahagia. Aku bukan menangis bahagia, aku menangis kecewa dan sedih. Mana ada seorang manusia pun yang akan menangis bahagia saat mengetahui bahwa dia bukan orang satu-satunya dalam hati orang yang sangat ia cintai dan sayangi? Mana ada?! Ini semua terlalu menyakitkan untukku. Semuanya gelap. Aku hanya dapat meringkuk di sebelah tempat tidurku. Menangis tertahan. Tanpa suara. Aku nggak mau membuat semua orang di rumah ikut sedih karena ini semua. Aku nggak ingin mereka tau bahwa laki-laki yang selama ini mereka percaya bisa menjagaku membuat aku menangis di hari ulang tahunku.

Mungkin kalian bingung kenapa ini? oke, aku akan ceritain semuanya. Awal surat emang nggak masalah, dia Cuma nge-flashback masa lalu kami. Fine, ini nggak apa-apa. Tapi saat kalimat, “Dulu (ini saat aku pertama aku deket sama dia – baca postingan awal tentang album masa remaja yang formatnya adalah surat untuk dia) , aku hanya mengikuti nafsu sesaat yang ingin membuktikan ke orang lain bahwa aku bisa punya gebetan atau pacar. Saat itu aku bener-bener dipusingkan sama rayuan Ardian untuk menjadikanmu pacar, dan akhirnya aku nyatakan perasaanku tanpa pikir panjang (waktu itu Ardian bilang kalau kamu juga (kata 'juga' dicoret) suka sama aku)” Oh Tuhan, apa ini? aku dipermainkan? Jadi selama ini dia nggak pernah bener-bener sayang sama aku? Tuhaaan. Apa salahku? Jadi ketulusanku dibalas dengan seperti ini?

Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan membaca surat itu. saat di halaman kedua, ada kalimat, “Saat aku tau kenyataam bahwa kamu udah punya hubungan dengan Mr. X (ini yang dimaksud Fian), aku seolah mencari pelarian. Organisasi. Ya, di sanalah aku bertemu dengan seorang yang bernama Bunga (nama samaran). Dia dekat dengan aku, dan lama-lama sebagai jomblo yang normal, mulai tumbuh benih-benuh cinta. Dia memilik sifat yang 180 derajat berbeda denganmu. Beberapa sifat yang tidak aku suka dari kamu, merupakan kelebihan miliknya.” What? Apa maksud ini semua? Fine, aku emang salah dulu sempet pacaran sama Fian, tapi itu terjadi juga karena dia sama sekali nggak kasih aku kepastian! Tapi kenapa kayak gini sih? aku sama sekali nggak suka dibanding-bandingin! Kenapa ini, Tuhan? Apa salahku? Kalau kita sayang sama orang lain, kita juga harus mencintai kelemahannya. Itu yang namanya cinta. Itu yang selalu aku lakukan untuknya. Aku berusaha menerima semua kekurangannya. Aku berusaha memaklumi. Inikah balasan untukku?

Lalu, aku kembali membacanya. Dan di bagian bawah halaman berikutnya, aku mendapati sebuah pernyataan, “Saat itu aku memang benar-benar ada di hatimu, Nis. Sehingga perhatianku bisa maksimal.” Ya Tuhan, salah apa aku? Jadi selama ini aku nggak ada di hatinya? Jadi ini yang sebenarnya terjadi?

Di halaman berikutnya, aku semakin shock. Aku simpulkan, dia takut berkomitmen sama aku, dia takut nggak bisa bertanggung jawab dengan komitmen yang akan dia buat sama aku, dia takut nggak bisa mewujudkan semua harapanku sama dia. Masyaallah, mas Bima, bukannya kita pernah ngomongin ini sebelumnya? Aku pernah bilang kan, aku akan nunggu kamu sampe kamu siap nerima semua tanggung jawab buat jaga aku.

Aku semakin merasa tidak berguna saat aku membaca bagian bawah di halaman itu. “Pikiran itu terus berlanjut kepada keinginan untuk meninggalkanmu. Tapi itu hanya pikiran yang dilandasi nafsu semata. Aku berusaha bersikap sebiasa mungkin. Parahnya, saat itu Bunga memberikan perhatian yang aneh kepadaku. Perhatian yang aku harapkan.” Ini yang dimaksud saat dia semakin sibuk sama acara yang diadain organisasi (tempat dia dan bunga bertemu) sedang berlangsung. Saat itu aku berusaha buat nggak hubungin dia karena aku nggak mau ganggu dia, aku nggak mau sms-ku ngerecokin dia. Saat itu aku bener-bener nggak mau bikin konsentrasinya terbagi. Aku mau dia konsen sama acara itu. aku ikhlas selama empat hari nggak sms dia. Padahal saat itu adalah saat-saat aku membutuhkan perhatiannya karena aku sakit. Tapi aku tetap berusaha untuk nggak egois sama dia. Aku melakukan ini semua juga supaya aku nggak jadi gampang marah karena aku yakin, pasti tanggapan omonganya kalo lagi sibuk pasti akan dingin. Kalo aku udah marah atau balik menanggapi dingin, ini akan sangat berpengaruh pada suasana hatinya saat itu. apalagi dalam acara itu, dia akan membutuhkan suasana hati yang baik. Tapi kenapa ini semua balasannnya? Sebegitu tak berartinya aku untuknya?

Di akhir surat, dia bilang, “Aku semakin mantap untuk menempatkanmu sebagai sahabatku. Begitu juga Bunga. Sayang yang aku berikan adalah sayang PERSAHABATAN. Sayang yang akan abadi hingga aku mati nanti. Perhatian yang aku berikan adalah perhatian seorang SAHABAT.”

Aku nggak pernah mempermasalahkan statusku sama dia yang hanya sebagai sahabat. Lebih baik menjadi sahabatnya daripada aku kehilangan dia sama sekali. Yang membuat aku kecewa, yang membuat aku shock adalah adanya keberadaan Bunga di antara kami. Setelah aku putus dari Fian, aku berusaha untuk nggak tertarik sama cowok lain. Kalau pun aku punya hubungan sama cowok, paling mereka itu adalah Yuda, Sanuri, Nanda, Kuncara, Fian (yang udah aku anggap temanku) sama Kevin (kakakku). Kalian tau kan siapa mereka? Mereka adalah sahabat-sahabatku yang juga sahabatnya kecuali Kevin. Selain itu? nggak ada sama sekali. Aku benar-benar menutup hati untuk laki-laki lain yang akan masuk ke dalam hatiku. Aku benar-benar berniat untuk menjaga hatiku untuknya. Tapi inikah semua balasannya?

Kenapa aku merasa ini semua nggak adil buat aku? Kenapa aku yang lebih dulu bertemu, lebih dekat dan lebih mengenal dia bisa dikalahkan dengan seseorang yang baru ia kenal? Bolehkah kali ini aku egois dengan keadaan ini? aku ingin sekali mengatakan padanya, bahwa aku ingin dia tetap bersamaku. aku sedih. Aku linglung. Aku frustasi. Inikah balasan untuk semua ketulusan hatiku padanya?

Ya Allah, Ya Rabbku, inikah karma atau azab untukku karena aku pernah meninggalkannya untuk lelaki lain? Inikah karma untukku karena aku meninggalkan lelaki itu untuk kembali padanya? inikah yang dulu dia rasakan hingga akhirnya ia mencintai Bunga? Hah? Mencintai? Aku baru sadar sesuatu, setelah aku tau kalo saat pertama kali dia bilang sayang sama aku itu atas suruhan Ardian, sampai saat ini aku nggak tau apakah ia benar-benar menyayangiku. Aku nggak pernah tau gimana perasaannya padaku yang sebenarnya. Aku hanya mengandalkan feeling-ku atas semua perhatiannya padaku. Perhatian yang kata semua sahabatku lebih dari sekedar perhatian pada sahabat. It’s really great! Aku ke-GR-an, kawan! Aku kepedean! Wow… nisa. Nisa. Kamu bodoh sekali. Bisa-bisanya kamu salah menafsirkan perhatiannya sama kamu.

Lalu kalau begini kenyataannya, apa maksud semua yang telah terjadi hampir delapan bulan ini (setelah aku sama dia kembali mengisi hari bersama-sama, mengganti hari-hari kami yang seharusnya indah setelah dia memutuskan untuk menggantung perasaanku dulu) ? jadi semua penantianku selama tiga tahun nggak ada artinya sama sekali? Jadi semua pengorbananku sia-sia? “Masyaallah, Nisa. Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu. Kamu harus ikhlas dengan apa yang terjadi saat ini. insyaallah, Dia punya rahasia atas semua ini. bisa jadi ini ujian buat hatimu dan hatinya. Bisa jadi ini seleksi. Bukannya dari dulu kamu udah meramalkan kalo ini semua akan terjadi? Harusnya kamu nggak kaget donk, sayang. Yang kuat ya, Nisa sayang. Bukannya kamu udah buat perjanjian sama hati kamu untuk tetap kuat dengan apapun yang terjadi di antara kalian di masa depan nanti? Kalo kamu kuat ngadepin ini semua, rasa cinta dan rasa sayang di antara kalian akan semakin kuat. Bukannya kamu udah berkomitmen dari awal, siapapun yang akan jadi cinta pertamamu, dia juga yang akan menjadi cinta terakhirmu? Dan kamu kan tau, dia cinta pertamamu. Jadi kamu harus bisa melalui ini semua dengan kesabaran dan ketabahan. Minta sama Allah ketenangan hati, penyelesaian atas ini semua. Kalo pun dia bukan yang terbaik untuk kamu, Dia akan nunjukin semua ini langsung di depan matamu. Kalo pun dia bukan untukmu, Allah akan mengirimkan orang lain yang lebih baik untukmu. Walaupun aku tau, di hatimu namanya udah terpatri dengan rapi. Walopun ada laki-laki lain, dia akan tetap kamu cintai. Walopun aku tau, kamu nggak akan pernah menghadirkan laki-laki lain dalam hidupmu.” Nasihat hatiku yang paling dalam.

Mas Bima yang paling aku sayangi, kalo kamu baca ini semua, aku nggak berniat untuk menjelek-jelekkan kamu. aku udah nggak tau harus mengungkapkan perasaanku dengan cara apa. Aku hanya ingin kamu tau apa yang aku rasain saat ini. aku ingin kamu melihat ini semua dari sisi aku. Aku tau ini semua juga berat untuk kamu. kamu ingin bersikap adil sama aku dan Bunga. Kamu ingin bersikap realistis tentang hubungan kita. Tapi hubungan kita ini urusan hati, sayang. Hati dan logika nggak akan pernah bisa bersatu. Aku tau banget gimana rasanya kamu saat ini. tapi pernah nggak sih kamu mikirin gimana perasaanku? Pernah nggak sih kamu memposisikan diri sebagai aku? Pernah nggak sih kamu berpikir bagaimana akibat dari suratmu itu sama aku? pernah kah? Dan pernah kah terbayangkan olehmu bagaimana perasaanku saat aku mengetahui ini semua di hari ulang tahunku? Di hari yang seharusnya menjadi hari yang indah dan berkesan untukku. aku emang manusia biasa, Mas. Aku nggak punya kelebihan apa-apa. Aku punya banyak kekurangan. Mungkin kekuranganku ini yang nggak kamu sukai. Tapi kalo kamu benar-benar sayang sama aku, berusahalah mencoba untuk menyukainya. Karena kasih sayang yang sejati adalah saat kita juga mencintai kekurangan orang yang kita sayangi. Itulah yang selama ini berusaha aku lakukan untukmu. Aku mencoba mengerti saat kamu sibuk. Padahal kamu tau sendiri aku nggak suka kamu sibuk. Aku berusaha mengalah atas semuanya, mas. maafin aku. tanpa aku harus mengatakannya, aku tau kamu pasti mengerti gimana perasaanku sama kamu. maaf.

Maaf, kawan, kalo postinganku kali ini menye-menye banget. Tapi hanya dengan ini aku bisa meluapkan semua perasaanku. Ini akan jauh lebih baik daripada aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku hanya karena perasaan sakitku ini yang begitu besar. Aneh, bunuh diri kok buat hal yang kayak gini. Aku masih punya masa depan yang nantinya akan aku rajut dengan indah. Konyol. Pikiran dangkal. Itulah sebabnya kenapa aku menulis ini semua. Untuk mengantisipasi munculnya pikiran itu karena perasaan sakit yang tertahan.

Maaf kalo ada kata-kata yang menyakitkan beberapa pihak. Aku memang manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah. Namun di hatiku hanya satu, cinta untukmu luar biasa. (maaf Mas Yovie Widianto, saya pinjam lirik lagu ‘Manusia Biasa’ nya ya. Abis pas banget sih. hehe.)

Mungkin cukup sekian postinganku kali ini. aneh mungkin, soalnya dari awal kayaknya postingan yang membahagiakan. Tapi akhirnya malah sedih-sedihan. Maaf ya. Sampai jumpa di postingan berikutnya yah!! Semoga postingan berikutnya bisa lebih indah dari ini. amin. Happy birthday, my dearest angel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan berkomentar, :)